Paradiplomasi semakin relevan di era globalisasi, termasuk melalui kerja sama sister city. Kendari, yang menjalin kemitraan dengan La Rochelle, Prancis, berupaya memaksimalkan sektor maritim melalui pengelolaan Dermaga Tambat Labuh, Pelabuhan Bungkutoko, dan Teluk Kendari.
Penelitian Fauzan Al Hidayat dari Universitas Pertamina (2017-2019) mengungkapkan bahwa Kendari dapat belajar dari La Rochelle yang sukses sebagai kota pelabuhan modern. Inspirasi diambil dari pengelolaan wisata berbasis laut, seperti Vieux Port, hingga inovasi lingkungan teluknya.
Dermaga Tambat Labuh di Kendari direncanakan menjadi pusat wisata bahari, mendukung kunjungan ke Pulau Labengki dan Taman Nasional Wakatobi. Namun, transisi kepemimpinan dan keterbatasan alokasi anggaran menjadi kendala signifikan dalam pelaksanaan kerja sama ini.
Fauzan merekomendasikan pengiriman tenaga ahli Kendari ke La Rochelle untuk mempelajari teknologi modern dalam pengelolaan sedimentasi dan pelabuhan. Dengan pelatihan dan adaptasi sistem digital pada infrastruktur Pelabuhan Bungkutoko, Kendari dapat meningkatkan efisiensi logistik dan daya tarik wisatawan internasional.
Strategi promosi yang meniru La Rochelle, seperti menjadikan Dermaga Tambat Labuh sebagai destinasi terpadu, dinilai akan menarik turis mancanegara sekaligus memacu ekonomi lokal.
Kerja sama sister city ini tidak hanya membuka peluang kemajuan sektor maritim, tetapi juga memperkuat posisi Kendari sebagai pusat maritim di Indonesia Timur. Dengan pengelolaan yang efektif, Kendari bisa menjadi model sukses kerja sama lokal-global untuk pembangunan berkelanjutan.
Penelitian ini menjadi referensi penting bagi pemangku kepentingan, mengarahkan Kendari untuk merealisasikan potensinya sebagai kota maritim unggulan di peta internasional.