Kendarikota.go.id – Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Kendari menggelar seminar akhir penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kendari tahun 2019, di hotel Horison Kendari, Senin (18/11/2019).
Dari sektor persampahan menunjukkan persentase pengelolaan sampah berbasis masyarakat di sebelas kecamatan sebesar 24,28 persen, sedangkan persentase sampah sistem 3 R hanya sebesar 0,08 persen.
Dari sisi wilayah genangan, luas wilayah genangan terbesar berada di Kecamatan Kambu dengan luas 175,87 hektare, disusul Kecamatan Poasia seluas 70,2 hektare, Kecamatan Baruga 65,9 hektare dan Kecamatan sebesar 45,92 hektare.
Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Kendari, Zainuddin mengatakan area beresiko sanitasi air limbah domestik di Kelurahan Mandonga dan Korumba cukup parah dan tidak bisa mendapat intervensi dari pemerintah.

Di Kelurahan Korumba titiknya berada di Jalur Hijau segitiga sedangkan di Kelurahan Mandonga titiknya berada di depan Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
“Di Korumba itu masalahnya jalur hijau jadi tidak bisa diintervensi, sedangkan di Mandonga, warga yang bermukim di rumah kos bukan miliknya,” ujar Zainuddin.
Sementara itu Lurah Mandonga Muhammad Sadrin Tahir mengatakan, tahun 2020 sudah memprogramkan WC komunal di pemukiman warga depan Rujab Gubernur Sultra. Dia juga mengaku, sudah memerintahkan aparatnya di tingkat bawah untuk membongkar WC warga yang langsung ke kali.
“Ini masalahnya selalu rumah kos, saya usul kalau mengeluarkan izin rumah kos harus ditinjau langsung, jangan beri izin kalau tidak ada sptik tanknya,” ungkapnya.
Sebelumnya dalam upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir, meluncurkan paket kebijakan implementasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kendari.