Kendari, kendarikota.go.id – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari menggelar kampanye “Stop Bullying” di SMP Negeri 4 Kendari pada Rabu, (18/09/2024).
Kampanye ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada para siswa tentang bahaya perundungan serta dampak negatif yang bisa ditimbulkan, baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu, DP3A juga berharap dapat mendorong siswa agar lebih peduli dan berperan aktif dalam mencegah tindakan perundungan di lingkungan sekolah.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kendari, Haslita, dalam momen ini mengatakan bahwa, perundungan di kalangan anak-anak, khususnya remaja, semakin meningkat dan dapat berdampak panjang bagi perkembangan mental serta emosional korban.

Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk turun langsung ke sekolah-sekolah guna memberikan edukasi serta menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap sesama.
“Anak-anak adalah aset bangsa, mereka harus tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Tindakan bullying tidak hanya melukai secara fisik, tapi juga bisa meninggalkan trauma mendalam yang mengganggu perkembangan mental anak,” ujarnya.
Haslita menambahkan, dengan semakin majunya teknologi informasi, kasus bullying kini tidak hanya terjadi secara fisik di sekolah, tetapi juga melalui dunia maya atau cyberbullying. Hal ini membuat anak-anak semakin rentan menjadi korban perundungan tanpa disadari oleh orang tua dan guru.
“Kita harus bersama-sama, baik guru, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak. Tindakan bullying harus dihentikan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” tegasnya.
Dalam kampanye ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan berbagai kegiatan interaktif yang melibatkan siswa secara aktif.
Di antaranya adalah sesi diskusi mengenai definisi bullying, jenis-jenis bullying, dan bagaimana cara mengatasinya. Siswa diajak untuk berbagi pengalaman dan pendapat mereka tentang perundungan, serta diajarkan langkah-langkah yang dapat diambil jika mereka atau teman mereka menjadi korban bullying.
Selain siswa, para guru juga mendapatkan sosialisasi mengenai pentingnya peran mereka dalam mencegah bullying di sekolah. Guru diharapkan mampu mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban bullying, baik dari segi perubahan perilaku maupun penurunan prestasi belajar.