Kendari, kendarikota.go.id – Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Parinringi ikuti Rapat Koordinasi TPID melalui zoom di ruang Command Centre Balai Kota Kendari, Senin (30/12/2024). Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengadakan Rakor tersebut untuk membahas perkembangan inflasi dan tren indeks harga yang menjadi indikator utama kondisi perekonomian di Indonesia.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah inflasi nasional yang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Indonesia pada Desember 2024 tercatat sebesar 3,15%, turun sedikit dari angka sebelumnya yang berada di angka 3,30%. Penurunan ini dianggap sebagai kabar baik di tengah kekhawatiran akan lonjakan harga akibat permintaan yang meningkat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.

Meskipun angka inflasi menunjukkan penurunan, sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan harga masih perlu mendapat perhatian. TPID menyoroti tingginya harga bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan cabai, yang tetap menjadi penggerak utama inflasi di tingkat domestik. Perubahan cuaca ekstrem dan gangguan pasokan akibat faktor alam turut menjadi pemicu volatilitas harga, terutama pada komoditas yang tergantung pada musim atau hasil pertanian tertentu.
Dalam hal pengendalian inflasi, pemerintah daerah dan Bank Indonesia sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam memantau dan menanggulangi lonjakan harga barang dan jasa yang berpotensi merugikan daya beli masyarakat. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat distribusi komoditas bahan pokok melalui operasi pasar dan memastikan pasokan yang cukup hingga akhir tahun. Ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada harga-harga yang dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.


Sementara itu, Indeks harga konsumen (IHK) di beberapa daerah turut menjadi perhatian dalam rakor ini. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mencatatkan angka inflasi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Hal ini mengindikasikan adanya disparitas antara daerah satu dengan yang lainnya, yang mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam distribusi barang, tingkat permintaan, dan daya beli masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, TPID mengusulkan penguatan mekanisme monitoring harga dan penegakan hukum terhadap praktik spekulasi harga yang merugikan konsumen. Selain itu, upaya edukasi kepada masyarakat mengenai pola konsumsi yang lebih bijak juga dianggap penting untuk menekan permintaan yang tidak perlu di tengah gejolak harga. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih berperan dalam menjaga kestabilan inflasi dengan cara tidak terjebak dalam pembelian barang secara berlebihan.


Mengenai proyeksi inflasi untuk tahun 2025, TPID mengantisipasi bahwa angka inflasi kemungkinan akan tetap berada pada kisaran 3-4%, dengan sejumlah tantangan yang perlu dihadapi, seperti fluktuasi harga global, gangguan pasokan akibat cuaca buruk, dan ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi harga energi dan komoditas. Namun, langkah-langkah yang telah disiapkan, seperti penguatan ketahanan pangan dan distribusi barang, diharapkan dapat membantu meredam potensi lonjakan inflasi.
Salah satu inisiatif yang menjadi sorotan adalah pengembangan digitalisasi pasar dan sistem informasi harga, yang memungkinkan pemerintah untuk memperoleh data yang lebih akurat dan real-time terkait harga komoditas. Dengan sistem ini, diharapkan dapat lebih mudah mendeteksi gejolak harga yang tidak wajar dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.
Secara keseluruhan, rakor TPID minggu keempat Desember 2024 memberikan gambaran bahwa meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan, pengendalian harga dan distribusi barang tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga kestabilan ekonomi. Kerja sama antar lembaga, pengawasan yang ketat, dan kebijakan yang responsif diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tahun yang akan datang. (PA/AY)