Kendarikota.go.id – Dinas Kesehatan Kota Kendari mengelar Pertemuan Sosial Program Upaya Kesehatan Masyarakat di tahun 2021, sekaligus penyerahan sarana prasarana secara simbolik kepada tenaga kesehatan (nakes)oleh Wali Kota Kendari H. Sulkarnain K. SE., ME di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (10/02/2021).
Dalam kegiatan tersebut membahas terkait upaya tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya terlebih di tengah Pandemi Covid-19. Selain itu, untuk menunjang kinerja nakes, sebanyak dua unit ambulance, satu mobil promosi kesehatan dan 17 kendaraan roda dua diserahkan ke Puskesmas Kota Kendari.
Berdasarkan data perhari Selasa ( 9/2/2021), jumlah nakes yang disuntik sebanyak 4.274 orang. Jumlah Nakes yang menunda untuk di suntuk tersisa 14.0 persen, sedangkan Nakes yang batal untuk di vaksin berjumlah 19,5 persen
Wali Kota Kendari H. Sulkarnain K. SE., ME mengatakan, terkait vaksinasi tidak ada lagi yang termakan isu, hoaks yang tidak bisa di pertanggungjawabkan, karena semua pihak sudah berjibaku sepanjang satu tahun.
“Begitu ada tawaran solusi, begitu ada jalan keluar, tiba-tiba kita tidak mau menempuh jalan ini, pertanyaan berapa lama kita akan berada dalam situasi ketidakpastian,” ungkap Wali Kota Kendari.

Wali kota mengaku, sebagai bentuk tanggung jawab dia berani menjadi orang pertama yang menerima vaksin. Sebab vaksin tersebut sudah diakui dua lembaga kompeten yakni Balai POM dan MUI.
“Pak Wali kenapa berani untuk menjadi orang yang pertama di Vaksin ? saya jawab bahwa ini bukan persoalan berani dan takut, tapi ini persoalan tanggungjawab,” tegas Sulkarnain.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari drg. Rahminingrum P, M.Kes mengatakan, saat ini kegiatan vaskinasi masih berlangsung ditahap satu untuk Nakes. Dia menargetkan vaksinasi untuk Nakes ini tuntas minggu ketiga Februari.

Selain itu, Kata dia, ditahun 2021 ini Dinas Kesehatan menyediakan anggaran sebesar Rp 1,2 milliar untuk pelacakan dan pendampingan ibu hamil.
“Tahun 2020 kemarin anggaran sebanyak Rp 1.8 miliar dan masih tersisa dana lebih dari Rp 300 juta. Saya berharap mudah – mudahan dana yang tersisa itu betul-betul tidak ada ibu hamil yang membutuhkan biaya untuk persalinan,” ungkap drg. Rahminingrum.